2016 End of Year Holiday (part 2: departure, central java)


Okay, kita lanjutkan cerita section 2 nya, lanjutan perjalanan setelah melewati jalur Jawa Barat yang secara amazing bisa terselesaikan hanya dalam waktu 4 jam saja. Kok amazing?? ya iya lah, lha wong biasanya kalau lagi musim mudik atau ada long week end paling cepet aja 6-7 jam untuk menyelesaikan track nya.

Udah ga sabar denger ceritanya? Hayuk lah kita lanjutkan…cekidot again

Kota pertama yang kita temui di Provinsi Jawa Tengah adalah Cirebon.

Oke, kita lanjutkan perjalanan dengan kembali membuat prediksi2, terutama prediksi kemacetan yang mungkin akan kita hadapi. Dari kebiasaan musim mudik, Pekalongan menjadi kota yang paling sering macet. Padahal ga jelas juga tuh macetnya karena apa.

Masuk kota pertama, Tegal, kita disuguhi dengan jalan yang bisa bikin goyang dombret. Jalanan yang bergelombang mau tidak mau membuat mata kita benar2 waspada memilih jalan yang tidak terlalu banyak lubang. Saya menggarisbawahi kata tidak terlalu banyak, karena mau memilih jalur yang mana juga tetap ketemu lubang dan jalan yang bergelombang…hehehehe….Alhamdulillah meskipun harus goyang dombret, ternyata perjalanan cukup lancar. Kita sudah sampai kota Tegal pkl 09.30. Kembali berhitung dan optimis jam 2 atau 3 siang udah bisa neh sampai Jepara. Pun melewati kota kedua, Pemalang, kita lalui dengan lancar dan tidak ketemu banyak kemacetan.

Memasuki kota ketiga, Pekalongan, yang kita prediksi bakal macet. Yup, sesuai prediksi. Begitu masuk perbatasan Pemalang – Pekalongan, kita langsung disuguhi kemacetan. Ya, di kota ini kita mungkin dipaksa untuk menikmati rangkaian toko2 yang menjajakan produk dari bahan batik. Meskipun hanya bisa menikmati dari mobil, karena tidak ada agenda shopping di Pekalongan. Satu2nya tempat yang ingin dikunjungi kalau sampai Pekalongan adalah Masjid Al Fairuz yang terletak di perbatasan Pekalongan – Batang. Well yes, kita kunjungi Masjid Al Fairuz untuk beristirahat kembali setelah cukup penat menghadapi kemacetan sepanjang pekalongan. Waktu masih menunjukkan sekitar pkl 11 waktu sampai masjid. Kalau mau dilanjutkan sampai dengan sholat Dzuhur sepertinya kelamaan. Mas dan Adek juga sudah semakin bosen di mobil, pengen segera ketemu sama Kakung dan main youtube. Yang terakhir itu sebenernya motivasi terkuat..wkwkwkwk…Oke deh, kita sekedar ke toilet aj terus lanjut lg perjalanan karena biasanya selepas pekalongan kita tidak ketemu macet lg.

Oke, lanjut perjalanan lagi Gan menuju kota selanjutnya, Batang. Kondisi jalan di Pekalongan dan Batang relatif mulus, tidak seperti di Tegal yang goyang dombret. Kita bisa memacu kendaraan dengan kecepatan 60-80 km/jam. Yup, perjalanan cukup lancar jaya dan disuguhi dengan berbagai warung yang menjajakan durian, sampai kita masuk ke Kabupaten Batang dan bersiap2 memasuki daerah hutan yang kontur nya naik turun tapi tidak berkelok-kelok. Di daerah ini biasanya kita ketemu dengan truk-truk bermuatan besar yang sering kali harus menguji kesabaran kita karena mereka tidak kuat nanjak, tidak tertib hanya jalan di satu lajur, dan lain sebagainya. Pas mudik idul fitri dulu, kita cukup terhambat di daerah ini karena ada perbaikan jalan sehingga tidak jarang diberlakukan contra flow untuk menghindari kemacetan yang panjang. Well, karena kita tahu sudah tidak ada perbaikan jalan, berharap perjalanan kali ini lancar jaya. Hmm…ternyata ada fenomena besar diluar prediksi. Kalau sebelumnya diluar prediksi berindikasi positif, kali ini diluar prediksi berindikasi negatif ๐Ÿ™ … Tidak seperti kebiasaan, ternyata kita ketemu kemacetan yang luar biasa sampai daerah Weleri. Jalur yang biasanya lengang ternyata membuat kita super capek. Terutama pada saat memasuki daerah Alas Roban, dimana jalurnya semakin menyempit dari sebelumnya 3 lajur menjadi hanya 1 lajur. Kesemrawutan semakin bertambah ketika pengendara yang tidak disiplin dan mencoba mendahului dari kanan atau bahkan dari bahu jalan. Hmmm…kalau biasanya kita cuma butuh waktu sekita 30 menit untuk keluar dari Batang menuju Kendal, ternyata kali ini butuh hampir 2 jam ๐Ÿ™

Perjalanan lanjut menuju ke kota selanjutnya, Kendal. Setelah Weleri jalanan sudah lebih kondusif. Kita sudah bisa kembali memacu kendaraan dengan kecepatan 40-60 km/jam. Masih cukup ramai lancar, tp tidak separah waktu di Batang. Sampai lah di jalan arteri (lingkar luar) kendal yang menjadi jalan penghubung ke Kota Semarang. Kami pun dihadapkan dengan kondisi diluar prediksi lagi. Ternyata lingkar luar Kendal kondisi traffic nya sebelas dua belas dengan Batang…fyuh, untuk kedua kalinya kita menghadapi kemacetan yang super duper. Hmm…sabar ya Mas dan Adek, semoga tidak separah kemacetan sebelumnya dan bisa nyampe rumah Kakung sebelum malam. Kali ini ekspektasi diturunkan, bukan lagi sampai Jepara pkl 3 sore, tp sebelum malam ๐Ÿ˜€ .. Setelah melewati beberapa kilometer, akhirnya terungkap penyebab kemacetan. Ternyata ada kecelakaan di depan yang melibatkan sebuah truk, entah bertabrakan dengan apa. Bagian depan truk ringsek dan kaca mobil berserakan dimana2. Melewati tekape, alhamdulillah jalanan mulai lancar kembali…Alhamdulillah…Bisa memacu kendaraan dengan kecepatan normal lagi (60 km/jam). Ternyata kesempatan untuk bisa menikmati jalanan yang lancar jaya tidak berlangsung lama, selang sekitar 5 km kita sudah dihadapkan pada kemacetan yang fantastis kembali. Dengan kontur jalan yang berkelok, kita cukup mampu melihat seberapa jauh kita akan menghadapi kemacetan. Ya sudah lah, mari kita nikmati lagi perjalanan, padahal tinggal 2 kota lagi untuk dilewati. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 waktu kita melewati kemacetan di Kendal, kita harus nyari masjid dulu untuk sholat Dzuhur dan Ashar dl sebelum melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah ketemu masjid yang besar dan memiliki area parkir yang besar pula. Sepertinya banyak saudara2 muslim yang beristirahat dulu di masjid itu selepas menghadapi kemacetan yang sama di Kendal. Oke, kita istirahat dan sholat dulu. Mas dan Adek juga harus sholat dulu. Begitu dapet spot parkir, ternyata Adek baru aja tidur..hehehe, alhasil sholat nya gantian karena harus ada yang nemenin Adek di mobil. Mas dan Unda sholat lebih dulu dan ayah jagain Adek. Di sekitaran masjid cukup banyak juga yang berjualan makanan ringan, jadi lah Unda hunting bentar untuk mencari makanan untuk mengisi perut. Alhasil 2 bungkus siomay mendarat ke mobil. Setelah ayah sholat dan menyantap siomay, dilanjutkanlah perjalanan sekitar pkl 14.30 menuju Semarang.

Masuk ke perbatasan Kendal – Semarang kita kembali dihadapkan kemacetan. Well, ini kemacetan yang rutin di sekitar Terminal Mangkang, jd sudah sesuai prediksi juga. Biasanya memang kita menghadapi kemacetan ketika memasuki daerah Mangkang sampai tol. Belum lagi adanya kawasan industri di sepanjang jalur tersebut pastinya dipenuhi dengan truk-truk besar yang keluar masuk kawasan industri. Yes, kita harus bersabar di daerah ini sampai masuk tol. Alhasil, setelah melalui kawasan industri setelah cukup lama, kita berhasil memasuki tol. Mas udah semakin semangat karena sudah semakin dekat ke Jepara. Hmmm….kejadian luar biasa terjadi lagi. Sepanjang 2 km menju pintu tol, ternyata sudah macet parah. Fyuh, sudah tidak mungkin untuk putar balik lg untuk keluar dari tol. Ya sudahlah, kita nikmati lagi kemacetan ini dengan sisa-sisa energi yang masih tersimpan #lebay..Sekitar 45 menit kita harus mengantri sampai akhirnya bisa mencapai pintu tol. Alhamdulillah di dalam tol kembali lancar jaya, tp sudah mulai memprediksi juga kalau truk-truk besar yang tadi kita temui sepanjang Batang sampai Semarang ternyata menuju Surabaya, berarti kita akan menghadapi kemacetan lagi di daerah Demak.

Well, sekitar 15 menit kita lalui di tol dari Semarang menuju Demak. Memang jarak nya tidak terlalu jauh. Harapan untuk sampai Jepara sebelum malam masih kita pegang, karena keluar Semarang masih sekitar pkl 3 sore. Musuh utama yang bakal dihadapi sepanjang Semarang – Demak adalah motor dan bis jurusan Semarang – Jepara yang menjadi penguasa jalan, dan benar kita harus banyak ngelus dada menghadapi mereka, meskipun perjalanan boleh dibilang ramai lancar. Memasuki kota Demak (alun-alun Demak) kita sudah bisa terbebas dari truk-truk yang sebelumnya menemani sepanjang perjalanan dari Semarang ke Demak, karena mereka harus melewati lingkar luar Demak. So, kita bisa kembali menikmati jalan yang tidak menghalangi pandangan hehehe..tapi kita akan ketemu kembali ketika masuk ke percabangan jalur kota dan lingkar.

Masuk ke percabangan jalur kota dengan lingkar, ternyata benar kembali ketemu dengan truk-truk besar yang sepertinya mereka menuju ke daerah Jawa Timur. Alhasil, kita kembali menghadapi kemacetan yang cukup panjang, padahal pertigaan menuju kota Jepara hanya berjarak sekitar 3 km dari percabangan tersebut. Yups, kita lanjutkan wisata macet nya sampai akhirnya pertigaan Trengguli sebagai pintu masuk ke Jepara terlihat.

Kita sampai Trengguli sekitar pkl 6 malam, dengan prediksi perjalanan sekitar 30 menit, berarti nyampe rumah Kakung bisa sebelum jam 7 malam. Oke lah, karena memang kondisi fisik juga sudah banyak terkuras, kita bikin santai saja perjalanannya. Toh, tinggal 40 km lg menuju Jepara, dan jangan dibayangkan 40 km di Jepara tuh kayak di kota2 besar yang penuh macet. 40 km di Jepara bisa ditempuh dalam waktu 30 menit, sedangkan di kota2 besar mungkin ditempuhnya dalam waktu 1,5 jam ๐Ÿ˜€

Sebenarnya yang menjadi penasaran paling besar ketika memasuki Jepara adalah durian. Ya, buah yang satu ini cukup menjadi andalan di Jepara, apalagi kalau sudah masuk musim nya. Penasaran itu semakin besar karena sepanjang Batang kita sudah ketemu warung2 yang jualan durian. Dan benar, begitu sampai Desa Ngabul, yang dikenal pasarnya selalu menjajakan durian di Jepara. Sekalian menghabiskan rasa penasaran untuk beli martabak dengan topping ketan hitam. Beberapa kali kesempatan ke Jepara berencana untuk beli martabak itu ga pernah kesampaian. Cukup surpsise begitu melihat perubahan penampakan bunderan Ngabul. Kalau dulunya hanya disuguhkan dengan air mancur yang menyala (karena disorot lampu yang berganti2 warna), ternyata sekarang sudah menjadi taman yang bisa dipakai untuk hang out. Makanya tidak heran kelihatan banyak motor yang parkir di sekitar bunderan dan banyak muda mudi yang santai di taman nya. Secara, sekarang juga malem minggu jadi wajar bunderan jadi sangat ramai.

Yup, akhirnya keinginan yang cukup lama terpendam untuk menikmati martabak topping ketan hitam bisa terealisasi. Setelah berhenti sekitar 20 menit, kita lanjutkan kembali perjalanan ke rumah Kakung karena jarak nya juga sudah lebih dekat. Paling sekitar 5 km lg sudah sampai rumah Kakung. Adek jg sudah semakin sering nanya kapan nyampai rumah Kakung, sedangkan Mas ternyata malah ketiduran karena kecapekan di perjalanan..hehehehe

Here we are…pkl 7 malam kita sampai rumah Kakung. Kakung sudah stand by nungguin kita dari setelah jamaah maghrib. Alhamdulillah setelah 16 jam perlananan, kita selamat sampai Jepara dan bisa temu kangen dengan Kakung, Uti, serta Om Iyan. Lelah yang kita dapat sepanjang perjalanan langsung sirna begitu ketemu keluarga Jepara. Mas yang sebelumnya tidur di mobil langsung seger dan pastinya, akses youtube hahaha..Kalau buat ane, yang paling ampuh melenyapkan capek nya badan adalah sate kerbau ๐Ÿ˜€

Hurray, resume perjalanan 16 jam telah tersaji..mari kita lanjutkan liburan nya…happy holidays

Ini ceritaku mana ceritamu


Leave a Reply