Kategori Software Requirement


3 (tiga) requirement yang menjadi pokok dalam proyek – proyek pembangunan perangkat lunak adalah :

  • Business requirements yang digambarkan sebagai istilah dalam bisnis mengenai apa yang harus disampaikan atau diselesaikan untuk mendapatkan nilai
  • Product requirements yang menggambarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah sistem atau produk
  • Process requirements yang menggambarkan aktivitas – aktivitas yang dilakukan oleh team pengembang. Secara singkat, process requirement dapat menspesifikasikan methodology yang akan digunakan secara spesifik dan batasan – batasan yang harus dipatuhi oleh organisasi.

Product requirement dan process requirement saling berhubungan erat. Process requirement seringkali digunakan untuk menspesifikasikan aktivitas – aktivitas yang harus dilakukan untuk memenuhi product requirement. Sebagai contoh, maksimal biaya pembuatan requirement (process requirement) mungkin ditentukan untuk membantu pencapaian biaya maksimum penjualan requirement (product requirement); requirement untuk pengelolaan produk (product requirement) sering kali dialamatkan dengan menentukan requirement untuk mengikuti gaya pembangunan perangkat lunak (missal object oriented programming), style-guides, atau proses review/inspection (process requirement)

Product requirement secara umum dibagi menjadi 3 (tiga) kategori :

  1. Functional requirement, menjelaskan fungsionalitas yang akan dieksekusi oleh sistem;
  2. Non-functional requirement, menjelaskan tindakan yang dilakukan untuk menuju solusi;
  3. Constraint requirement, menjelaskan batasan – batasan yang harus ditaati dalam menyusun requirement

Functional requirement merupakan penjelasan tentang layanan yang perlu disediakan oleh sistem, bagaimana sistem menerima dan mengolah masukan, dan bagaimana sistem mengatasi situasi-situasi tertentu. Selain itu, kadang-kadang juga secara jelas menentukan apa yang tidak dikerjakan oleh sistem.

Functional requirement menggambarkan system requirement secara detil seperti input, output dan pengecualian yang berlaku. Contoh functional requirement dalam kasus peminjaman buku di perpustakaan :

  • Pengguna bisa mencari semua informasi tentang buku atau bias memilih salah satu dari informasi tentang buku
  • Semua peminjam memiliki pengenal yang unik
  • Sistem mampu catat transaksi peminjaman, pengembalian dan denda secara lengkap
  • Hari libur bisa di-set sejak awal, dan bisa menerima perubahan dengan otoritas khusus
  • Harus komplit (kebutuhan layanan jelas dan lengkap) dan konsisten (tidak kontradiksi dengan yang didefinisikan)

Masalah yang mungkin terjadi dalam menyusun functional requirement adalah:

  1. Diintepretasikan/diartikan berbeda oleh user atau developer
  2. Hasil intepretasi sering tidak menjawab kebutuhan client
  3. Untuk sistem yang besar, kelengkapan kebutuhan dan konsisten sulit dicapai karena kerumitan system
  4. Perlu analisis yang dalam dan menyeluruh untuk mengurangi kesalahan

Secara umum, non-functional requirement berisi batasan-batasan pada pelayanan atau fungsi yang disediakan oleh sistem, termasuk di dalamnya adalah batasan waktu, batasan proses pembangunan, standar-standar tertentu.

Cakupan dari non-functional requirement diperlihatkan pada gambar berikut di bawah ini :

non functional requirement


Leave a Reply